Tittle : Teacher and Me
Main Cast :
•Oh Sehun
•Yoon Min Ji
Genre : school life, romantic, drama, comedy and sad (maybe)
Length : One shoot
Rating : T , 17+
Author : Ohdo / Ade Ajeng P (@_dohunuts1294)
Disclaimer :
Annyeong para readers!!! Aku balik lagi dengan fanfict kedua nih >,< hoho... Maaf ya kalo ada typo >,< cerita ini asli murni dari pikiran aku sendiri yah... Semoga kalian suka sama fanfict ini... Gak pake banyak omong yahh... Happy reading semuanyaa!!!
***
Author POV
Saat itu....
Flashback
"APA???" Teriak Min Ji dengan mulutnya yang menganga dan matanya yang membulat.
"Hey! Kau tidak usah berlebihan cucuku..." Kata Kakek sambil mengambil secangkir teh dan meminumnya.
"Apa tidak gila? Kakek! Kau tahu kan Oh Songsaengnim itu wali kelasku di sekolah!" Seru Min Ji masih dengan ekspresi yang sama.
"Kakek tahu." Jawabnya santai.
"Lalu kenapa? Kenapa kakek menjodohkanku dengannya?" Tanya Min Ji kali ini berjalan menghampiri kakek.
"Kakek sudah tua. Kakek ingin kamu menikah dengan sehun." Jawab kakek dengan nada memelas.
"Sepertinya hidup kakek sudah tidak lama lagi." Lanjut kakek.
"Tapi kenapa harus dengan dia kek??" Tanya Min Ji.
"Sampai kapan kau ingin membuat kakek pusing dengan semua pertanyaanmu?" Seru Kakek.
"Kakek ingin tidur dulu." Lanjut kakek sambil beranjak dari kursinya dan berjalan menuju kamar.
***
Min Ji tidak habis pikir dengan permintaan aneh kakek nya itu.
"Umurku belum genap 17 tahun tapi sudah disuruh menikah! Kakek ini ada-ada saja! Kenapa harus dengan Oh Songsaengnim? Kenapa tidak dengan yang sepantaran denganku atau lebih tua 1 tahun dariku? Dan ini? Jarak umurku dengan Oh Songsaengnim terpaut 5 tahun! Bukankah itu aneh?? Dan bla bla bla...." Gerutu Min Ji tanpa henti.
"Hey berisik!" Teriak kakek dari kamarnya.
"Biarkan saja" balas Min Ji yang benar-benar merasa jengkel karena kakeknya.
Flashback end
Author POV End
***
Min Ji POV
"Ibu, Kakek aku berangkat..." Seru ku sambil membungkuk..
"Jangan lupa bawakan bekal ini pada tunanganmu ya sayang..." Kata ibu yang tiba-tiba menghampiriku sambil membawa kotak bekal.
"Iya bu..." Jawabku lalu pergi meninggalkan rumah.
***
Aku dengan Oh Songsaengnim sudah bertunangan sejak 2 bulan yang lalu. Tentunya hanya pura-pura bertunangan. Masih terbilang belum cukup lama. Aku berkata pada kakek bahwa umurku belum cukup untuk menikah, dan kakek bilang kalau begitu lebih baik bertunangan saja terlebih dahulu. Padahal aku kira kakek akan menyudahi semuanya, ternyata kakek malah menyuruhku untuk bertunangan dengannya.
***
Seperti biasa, jam pertama pada hari senin adalah pelajaran sejarah yang diajar oleh Oh Songsaengnim. Mungkin, karna penampilannya yang sangat culun dengan rambut gel dan kacamata nya itu membuat para murid merasa bosan. Sebenarnya sama sepertiku, tapi aku tunangannya?
"Kalian! Apa kalian bisa diam? Jangan mengabaikan guru yang sedang menjelaskan!" Teriakku di dalam kelas. Semua yang ada di kelas tersentak dan matanya tertuju padaku. Membuat suasana menjadi lebih tenang dari sebelumnya.
"Terimakasih Min Ji" Seru Oh Songsaengnim sambil tersenyum padaku.
Aku hanya bisa bersikap cuek dan tidak peduli dengannya. Seperti biasa.
***
"Min Ji!" Panggil Sehun sambil menghampiriku yang ada tepat di ujung balkon sekolah.
"Ada apa?" Tanyaku sebisa mungkin terlihat dingin.
"Buku mu tertinggal di laci meja..." Jawabnya.
Sambil menatap buku yang dipegang sehun, aku langsung mengambilnya dengan cepat dan buru-buru mengucapkan terimakasih.
"Jangan sampai murid lain melihat kita disini" seruku.
"Tidak ada siapa-siapa disini Min Ji" jawabnya.
"Bagus!" Kataku. "Kenapa tidak cepat pergi?" Tanyaku pada sehun.
"Baiklah, hati-hati di jalan ya Min Ji." Serunya sambil meninggalkanku dan melambaikan tangan padaku.
Aku hanya memasang senyum terpaksa padanya.
***
"Ibu aku pulang!" Teriakku saat sampai dirumah.
"Min Ji! Min Ji! Lihat siapa yang ada di ruang tamu itu?" Seru Ibu tiba-tiba menghampiriku dan menarikku menuju ruang tamu.
Penampilannya seperti aku kenal, aku coba mengamatinya dari belakang.
Yah, tidak perlu waktu lama untuk mengamatinya aku sudah bisa menebak. Ternyata itu Sehun si tunanganku. Tepatnya tunangan palsu ku.
Disana terlihat Kakek sedang mengobrol dengan Songsaengnim. Ibu menarikku untuk duduk bersama dengan mereka. Mau tidak mau aku harus menurutinya.
"Ada yang ingin Kakek bicarakan pada kalian berdua." Seru Kakek sambil berdehem.
"Bicara saja kek!" Jawabku malas.
"Kakek ingin kalian menikah secepatnya." Lanjut Kakek.
"A-Apa? Mustahil kan! Umurku belum 17 tahun kek!" Seruku tidak percaya.
"Kakek rasa umur kakek sudah tidak lama lagi...Uhuk uhuk..." Jelas kakek sambil terbatuk-batuk.
"Kakek apa tidak terlalu berlebihan? Tapi kakek terlihat baik-baik saja." Kataku sambil mengamati kakek.
"Apa penampilan setua ini masih bisa dibilang terlihat baik-baik saja?" Tanya Kakek kali ini dengan nada serius.
"Ayolah kakek jangan bercanda seperti ini." Kataku tidak suka dengan apa yang dikatakan Kakek..
"Kakek tidak bercanda. Maka itu, Kakek ingin kalian berdua mengabulkan permintaan terakhir kakek sebelum kakek tiada." Jelas kakek.
"Tapi kakek..." Kataku terhenti. Aku melirik ke arah Sehun yang hanya terdiam sambil mendengarkan obrolan aneh ini sedaritadi.
"Aku akan mengabulkan permintaan kakek. Aku akan menikahi cucu kakek." Kata Sehun yang tiba-tiba saja angkat bicara setelah lama terdiam.
"Kau memang anak yang baik, Sehun." Seru Kakek tersenyum.
"Tapi umurku belum 17 tahun" seruku dengan nada memelas.
"Dua hari lagi umurmu akan memasuki 17 tahun. Apa kau bisa membuat alasan lagi?" Seru kakek menjebakku.
Aku hanya bisa terdiam tanpa habis berpikir.
"Kalau begitu sudah ditentukan bahwa hari setelah ulang tahun Min Ji, kalian berdua akan menikah." Seru Kakek memastikan.
"Dengan waktu 3 hari? Bahkan kita belum menyiapkan apa-apa!" Seruku.
"Ibu mu sudah memesan pakaian pengantin untuk kalian berdua." Jawab Kakek.
Bahkan sudah disiapkan? Gerutuku dalam hati.
***
"Hey!" Panggilku pada Sehun saat sedang mengantarnya keluar dari rumah.
"Ada apa Min Ji?" Tanyanya.
"Kau masih ingat dengan kontrak kita kan? Bahwa kita hanya berpura-pura bertunangan. Dan aku mau setelah pernikahan kita nanti kau tidak boleh menyentuhku walupun dengan seujung jari pun. Karena kita hanya berpura-pura. Kita sedang memainkan sebuah drama yang dibuat oleh kakek, oke?" Jelasku panjang lebar.
Sehun tersenyum padaku dan mengangguk mengerti tanpa mengatakan satu kata pun tentang 'drama' itu.
"Aku pulang dulu..." Serunya.
Aku hanya bisa mengangguk saja.
***
8 April...
"Min Ji! Tak kusangka putriku ini akan menikah besok! Selamat Ulang Tahun sayangku!!" Teriak Ibu dari dapur.
Aku yang tersontak mendengarnya langsung menumpahkan susu yang sudah masuk didalam mulutku.
"Ah maafkan ibu jadi membuatmu terkejut." Seru Ibu sambil mengoleskan selai pada rotiku.
"Selamat Ulang Tahun cucuku yang cantik." Seru Kakek yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di kursi meja makan.
"Kakek hanya menggodaku kan? Aku tidak cantik." Seruku jengkel.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Kakek meledekku disambi dengan tawaan Ibu.
"Sudahlah aku ingin berangkat saja! Ibu, Kakek terimakasih..." Kataku tersenyum sambil membungkuk lalu meninggalkan ruang makan.
***
"Ada apa kau menyuruhku datang ke tempat ini?" Tanyaku pada Sehun.
"Untukmu.." Seru Sehun sambil mengulurkan sebuah kotak kecil berbungkus kertas bergambar hati, entah apa isinya.
"Selamat ulang tahun.." Lanjutnya.
Aku hanya bisa menatap kotak itu erat-erat dan berusaha menebak apa isinya.
"Terimakasih." Seruku sambil mengambil kotak kecil pemberiannya. Kali ini aku bersikap agak tidak cuek.
***
Kira-kira apa isi kotak ini? Pikirku.
Aku merobek kertas yang menbungkus kotak tersebut. Dan lihatnya sebuah kotak merah jambu berbentuk hati tepat berada dihadapanku. Dengan perlahan aku membuka kotak itu. Dan...
"Wow!!" Seruku terkejut melihat isi dari kotak merah jambu berbentuk hati itu. Sebuah kalung perak dengan maniknya yang berbentuk sayap, sayap malaikat.
Dan apa ini? Terlihat sebuah kertas yang dilipat-lipat menjadi kecil terdapat dalam kotak.
kertas itu bertuliskan ;
Selamat Ulang Tahun calon istriku. Kuharap kau suka dengan kalung yang kuberikan padamu.
.....
APA?
CALON ISTRI?
KITA HANYA BERPURA-PURA KAN?
Kataku dalam hati tidak habis pikir dengan tulisan yang terdapat dikertas itu.
***
Hari pernikahan telah datang...
Hanya ada aku ibu kakek dan sehun disini. Di sebuah gereja yang cukup besar. Kita melakukan pernikahan dengan lancar tampa diketahui oleh siapapun.
Tanpa ada melempar bunga, dan lainnya.
***
"Sehun, biar ibu yang akan membenah barang-barangmu disini. Kau berjalan-jalan saja dengan Min Ji." Seru Ibu pada orang yang dianggapnya menantu, yaitu Sehun.
"Ah ibu! Dia bisa sendiri juga!" Seruku.
"Benar, bu. Aku bisa sendiri." Seru sehun.
"Ah tidak! Ajak saja Min Ji pergi berkeliling.." Kata Ibu merasa tidak enak dengan Sehun.
"Min Ji cepat!" Bentak Ibu.
"Iya iyaa..." Jawabku malas sambil beranjak dari kasur.
***
Sehun mengajakku berjalan-jalan mengitari taman yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumah. Kami berdua hanya terdiam sambil memperhatikan pemandangan sekitar taman.
"Ah! Aku lelah!" Seruku memecahkan keheningan.
"Kau lelah? Di sana ada bangku..." Seru Sehun sambil menunjuk ke arah bangku taman yang berada di bawah pohon sakura.
"Aku tahu." Jawabku malas sambil menghampiri bangku itu, dan diikuti dengan sehun daribelakang.
Lagi-lagi suasana hening. Hanya terdengar suara burung-burung berkicau dan terpaan angin.
"Min Ji" panggil Sehun sambil berdehem.
"Ya?" Tanyaku menoleh padanya.
"Apa kau suka dengan hadiah yang kuberikan?" Tanyanya terlihat ragu.
"Kalung? Ah ituu..." Seruku.
Sehun hanya mengangguk.
"Kau tahu? Kau seperti malaikat bagiku." Katanya.
"Malaikat pencabut nyawa lebih tepatnya." Seruku dengan malas.
"Bukan. Kau malaikat pelindungku." Jawabnya.
"Lalu?" Tanyaku malas.
"Sekarang giliran aku yang akan melindungimu." Katanya sambil tersenyum dan tepat bunga sakura berguran menghujani kita berdua.
Aku hanya bisa tersentak dengan diam mendengar pernyataannya. Aku merasakan kehangatan pada dirinya, dan juga ketulusannya.
Apa aku mulai merasakannya?
Merasakan hal yang tidak ku sadari?
Cinta?
Pikirku dalam benak.
"Ah tidak! Tidak mungkin!" Seruku tanpa sadar Sehun mendengarnya.
"Aku akan membuktikannya padamu." Serunya.
***
Kami tidur dalam satu ruangan. Namun tidak dengan satu ranjang. Sehun tidur di bawah dengan beralaskan karpet yang mungkin terasa gatal. Tapi aku heran dia tidak pernah membantah apa yang kuperintahkan padanya.
"Apa aku mulai suka padanya?"
"Kenapa aku merasa senang saat dia mengatakan akan melindungiku?"
"Min Ji! Kau bodoh sekali! Ini hanya pura-pura kan!"
Kataku pada diri sendiri.
Min Ji POV End
***
Author POV
Pagi yang cerah. Entah kenapa kali ini Min Ji tidak melarang Sehun untuk berangkat ke sekolah bersama-sama.
Mereka hanya terdiam disepanjang perjalanan.
"Hey.." Seru mereka berdua serentak tanpa sengaja.
"Kalung yang kau berikan padaku saat hari ulang tahunku, aku sekarang sedang memakainya loh!" Seru Min Ji berusaha menghilangkan keheningan.
"Benarkah? Apa kau suka?" Tanyanya tersenyum.
Min Ji mengangguk, "Ya! Begitulah.." Seru Min Ji.
"Syukurlah.." Kata Sehun tersenyum lega.
Sesampainya di sekolah, semua orang memperhatikan mereka berdua. Entah itu guru murid atau siapa. Semua. Semuanya menatap ke arah mereka berdua.
Namun kali ini Min Ji terlihat biasa saja. Mereka berjalan santai tanpa memikirkan status murid dan guru.
"Min Ji, aku akan pergi. Lihatlah semua orang memperhatikan kita.." Seru Sehun berbisik.
"Tidak apa-apa." Jawab Min Ji santai.
"Maksudmu?" Tanya Sehun bingung.
"Maksudku?" Kata Min Ji balik bertanya.
Min Ji menoleh ke arah wali kelasnya itu, menggandeng tangannya dan...
"Ayo! Kita ke kelas bersama-sama.." Seru Min Ji sedikit berteriak membuat semua orang heran dan bertanya-tanya seperti 'apa katanya?'
Sehun membelalakkan kedua matanya.
"Min Ji! Kau.. Kauuu..." Kata sehun yang tiba-tiba terhenti karena Min Ji.
Jari telunjuk Min Ji tepat berada di bibir manis milik Sehun, membuat sehun diam membisu.
"Aku serius." Jawab Min Ji seakan-akan tahu apa yang ingin dikatakan Sehun.
Dengan itu Min Ji menarik tangan Sehun dan berjalan bersama.
Author POV End
"Min Ji! Kau.. Kauuu..." Kata sehun yang tiba-tiba terhenti karena Min Ji.
Jari telunjuk Min Ji tepat berada di bibir manis milik Sehun, membuat sehun diam membisu.
"Aku serius." Jawab Min Ji seakan-akan tahu apa yang ingin dikatakan Sehun.
Dengan itu Min Ji menarik tangan Sehun dan berjalan bersama.
Author POV End
***
Min Ji POV
1 tahun kemudian...
Acara perkemahan keluarga...
"Kakek! Daging panggangnya sudah matang..." Teriakku sambil menyisihkan daging yang ada di panggangan ke piring.
Aku menghampiri kakek yang sedang berada di tenda bersama dengan suamiku tercinta.
"Kakek yakin bisa memakan daging ini?" Tanyaku.
"Kau lagi-lagi meremehkan kakek! Kalian berdua biar tinggalkan kakek sendiri! Akan kakek buktikan kakek bisa menghabisinya!" Seru kakek dengan nada menantang.
"Oke oke baiklah." Seruku.
Aku dan Sehun keluar dari tenda dan meninggalkan kakek sendiri yang sedang asik menyantap daging panggang buatanku.
"Ibu kemana?" Tanyaku pada sehun.
"Sedang mengambil peralatan makan di tenda sebelah." Jawab sehun.
"Hey! Tidak terasa satu tahun berlalu." Seru sehun.
"Apa kita masih berpura-pura sekarang?" Tanya sehun meledekku.
"Kau tidak lucu tahu!" Gerutuku.
"Aku hanya bercanda sayang.." Serunya sambil tertawa lagi-lagi meledekku.
"Ayo kesini!" Seru sehun sambil merentangkan tangannya.
aku menggeleng tidak mau.
"Hey.." Bujuknya.
Aku tetap menggeleng, sampai akhirnya sehun menghampiriku dan memelukku dengan erat.
"Hey aku sesak napas." Seruku menepuk pundaknya.
"Benarkah?" Tanya sehun lalu melepas pelukkannya.
"Bagaimana kalau ini?" Tanyanya, dan langsung mencium bibirku dengan ganas.
Aku membelalakkan kedua mataku. Dia tidak henti-hentinya melepaskan ciuman itu. Aku terus menepuk pundaknya sekeras mungkin, namun tidak berhasil.
Adegan pun berakhir di dalam tenda milik kita berdua, tanpa diketahui siapapun.
Min Ji POV End
Semakin berjalannya waktu Min Ji semakin menyadari bahwa dia mencintai sehun wali kelasnya. Dia menyatakan perasaan yang sebenarnya pada sehun saat disekolah. Satu sekolah pun sekarang tahu hubungan mereka berdua. Kakek dan Ibu Min Ji masih tidak tahu soal 'berpura-pura' itu. Namun Min Ji dan Sehun sudah tidak peduli, karena semua kepalsuan mereka sudah berubah menjadi asli yaitu tidak berpura-pura lagi.
THE END
Author note : hehe ini ceritanya lebih dikit ya?._. maaf ya kalau ceritanya rada gimana gitu jangan lupa kritik dan saran ya thanks for reading...